spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Story of Orphans International Sumatera at Greater Aceh

Finally, we break ground for Roosevelt Island House, with government officials looking on…

In the Wake of the Great Indian Ocean Tsunami of 2004, with 250,000 Washed Away

Tsunami menghantam Aceh pada 26 Desember 2005, meninggalkan kehancuran

December 26, 2004, the Tsunami hit, leaving behind devastation in its wake…

Yang menghancurkan rumah-rumah dan dunia bisnis – serta sekitar 250.000 nyawa…

And destroying many homes and businesses – and up to a possible 250,000 lives…

Namun banyak rakyat Aceh termasuk anak-anak selamat di perbukitan…

Many Acehenese survived in the mountains …

…sementara tsunami merubah wilayah yang tadinya padat menjadi kosong dan terisolasi.

…while the wave left the area that was once heavily populated barren and desolate.

At the direction of Orphans International Worldwide, our Indonesian director came to Aceh to see how OIW could help the Acehenese children. He saw the death and destruction first hand, and conveyed it’s enormity to our board of directors.Dengan arahan “Orphans International Worldwide,” Ramdani Sirait tiba di Aceh dan mencari tahu apa yang bisa dilakukan OIW untuk anak-anak Aceh.…dan dia menyaksikan langsung kematian dan kehancuran, dan menyampaikan kedahsyatan itu kepada para pengurus OIW.
Orang-orang yang selamat harus tinggal di kamp-kamp pengungsi yang sangat sederhana.

People were left to live in primitive refugee camps after the quake.

Tapi harapan mereka untuk terus hidup jauh lebih besar dari duka yang dialami, sehingga mereka mampu memulai hidup dengan hal-hal kecil yang tersisa.

But their hopes of a new beginning were stronger than their grief, so they began recuperating what little was left.

Dani kemudian menemukan jembatan panjang menuju Desa Lubuk Sukon di pinggiran Banda Aceh…

Our director discovered the bridge to the Village of Lubuk Sukon outside Banda Aceh…

Dan di antara jalanan yang lengang, sebuah hidup baru telah menunggu bagi 240 anak – rencana yang akan dilakukan dalam dua tahun mendatang.

And down a quiet street, a new life was awaiting to begin for 240 kids – our goal over the next two years.

Rumah dan Klinik Kesehatan di tanah yang kami temukan, memerlukan perbaikan sebelum anak-anak datang.

The house and health clinic needed much repair before the children could move in.

…dan perbaikanpun dimulai yang kemudian menghasilkan rumah pertama dari OI Sumatera…

…and the process began that led to our first home of OI Sumatera today…

MISSING PICTURE

And with supplies trucked in from over the mountains m Medan, coordinated by our international director.

Di awalnya, semua kebutuhan harus di beli di Medan, dikirim dengan truk ke Aceh yang dikoordinir oleh Dani Sirait.

Sementara Staff OI dari Peru (Yuri Guanilo), dari Haiti (Jacques Apricot),Presiden OIWW Jim Luce dari hadir di lokasi dengan menanam pohon mangga…

While staff from Haiti, Peru and America planted mango trees…

Anak-anak di sekitar lokasi OI Sumatera datang melihat apa yang kami lakukan…

The neighborhood children came to see what we were doing…

Lalu, Pendiri dan Presiden OIWW, Jim Luce meneruskan apa yang telah dimulai Dani Sirait dengan bertemu Pejabat Pemerintah…

Meanwhile, I continued the work begun by our international director, meeting with local officials…

Sebuah bangunan serba guna dengan gaya tradisional Aceh kemudian berdiri di lokasi.

And our wonderful, Achenese-style Multifunction Room opens.

Yuri Guanilo dan Jacques Africot turun tangan membantu persiapan rumah…

Yuri Guanilo and Jacques Africot, heads of our projects in Peru and Haiti, hang curtains in preparation…

Koordinator OI Sumatera, Eddi Saputra, Direktur OI Bali, Agus Helly dan staff serba guna Bang Nuri pun juga ikut bekerja…

Sumatera Coordinator Eddi Saputra, Bali Director Agus Helly and handyman Bang Nuri set up home…

Untuk Klinik Kesehatan, kami yakin sebuah organisasi kesehatan Perancis akan bekerjasama dengan kami untuk mengelolanya.

We believe a French medical agency may work with us to run our Public Health Clinic.

Di bagian belakang Klinik Kesehatan, sebuah pemandangan sawah membentang yang dikeliling perbukitan.

View from behind our public health clinic: rice fields surrounded by mountains.

Banyak sekali anak-anak kehilangan keluarga dan rumah, dan harus hidup dalam situasi yang sangat minim. Namun kemudian lega karena OI segera menyediakan apa yang mereka butuhkan. Eddi kemudian menjemput anak-anak tersebut dari kamp-kamp pengungsi tempat mereka tinggal.

Many children were left without a home or family, and had to survive the first few days on their own. Thanks to Orphans International, many were given a new start. Eddi, our staff coordinator, picks up one of our children from a refugee camp

Anak-anak seperti Wahyu Wijaya sangat bahagia karena dapat segera meninggalkan kamp pengungsian itu…

The children, such as Wahyu, were happy to leave the camps…

Bahrizal dan Rahmyanapun bersiap untuk juga pindah…

As two of our children prepare to leave the refugee camp for our home, a look of fear and relief…

Bahrizal dan Rahmyanapun bersiap untuk juga pindah…

Begitu juga dengan Fahrrul Rozi, Makrifatullah dan Maksalminah membawa semua yang mereka miliki untuk pindah ke OI Sumatera…

Wearing the backpacks we have already given them, they carry everything they own with them…

Sementara kami menyiapkan Acara Peresmian, sejumlah anak-anak melintas di depan Kampus OI Sumatera.

As we prepare the complex for our Grand Opening, local students pass by on the way to school…

Panggung dan podiumpun disiapkan untuk acara peresmian itu.

The stage is set for the Opening of our Campus for Tsunami Orphans in Greater Aceh, Sumatera.

Sedangkan Yuri, Eddi dan Jacques berupaya mendapatkan tempat duduk terbaik…

Yuri Guanilo (Peru), Eddi Saputra (Aceh) and Jacques Africot (Haiti) are sure to get good seats!…

Sedangkan para tamu VIP duduk di deretan depan, siap berbagai pandangan tentang pentingnya membantu anak-anak

While speakers sit in the front row, ready to share thoughts on the importance of helping children.

Tari Saman yang sangat terkenalpun ditampilkan oleh para penari remaja…

And traditional Acehenese dancers perform a welcome dance to the delight of the crowd…

Dengan konstum sangat menawan yang memukau mereka yang datang.

The beautiful costumes awe the crowd.

Sementara Jim Luce berbagai filosopi OIWW kepada para undangan.

While I share our Orphans International philosophy with those gathered.

Akhirnya, utusan Pemerintah menggunting pita untuk meresmikan rumah pertama yang disponsori oleh Keluarga Grodzins dan Rotary Club dari New York, AS.

Finally we are ready for government officials to cut the red ribbon to Grodzins & Rotary Houses…

Pihak Kepolisian dan Militer datang, begitu juga para tokoh masyarakat dan agama…

Police and Indonesian Army brass attend the Opening, as well as local and religious leaders…

Jim dan Dani kemudian menyerahkan penghargaan kepada mereka yang telah membantu…

Then Jim and our international diector hand out awards of appreciation for their cooperation to local leaders…

Terutama kepada Pak Djoni Rahmany, Ketua Yayasan Tengku Cot Malem.

Especially to Pak Djoni, leader of the local village foundation with whom we cooperate.

Jim Luce kemudian memulai pembangunan pertama rumah kedua yang disponsori oleh masyarakat AS yang tinggal di Pulau Roosevelt, New York.

Finally, we break ground for Roosevelt Island House, with government officials looking on…

Anak-anakpun kemudian bergabung untuk ikut memulai pembangunan rumah kedua mereka.

But the children seem to be much more excited by the prospect of another home – or at least playing in the dirt!

Makanan tradisional Acehpun disediakan oleh para ibu-ibu.

The local women cooked enough Acehenese traditional food for the village, it seemed…

Di hari yang sama, staff Klinik Kesehatan menikmati hari pertama bekerja dengan OI Sumatera.

While the current health clinic staff enjoyed the events of the day while sitting in the shade.

Dan di dalam rumah, anak-anak bergembira.

After Grodzins House opens, it’s time to have some fun – let’s wrestle on our new beds!

Dan di tengah siang yang menyengat, kejutan datang dari Organisasi Auxiliaris asal Puerto Rico, perlengkapan bermain!

The very next day, a surprise from Auxiliaris Foundation of Puerto Rico, new playground equipment!

Di suatu sore, pengajian dilakukan.

Followed by Afternoon Prayers, observed by Haitian Director Jacques Africot.

Di saat lain, menggambar bersama juga dilakukan anak-anak.

And arts and crafts to wind down a long day of excitement.

Di sebuah rumah sewaan, Staff OI tinggal untuk terus bekerja keras.

The staff, of course, stay in the OI Staff House down the street from our campus…

…di dalam rumah itu, terdapat kantor sementara OI dimana anak-anak dapat bermain computer.

…which is where we have established our temporary office, where the children can play with the computer.

Post Script: Our funding ran out in the fourth year of the program but the children had not yet been united with their extended families; we needed a little longer for the families to recover and come forward. So I cashed out my 401-k and kept the children’s village alive for an additional year – just long enough so that every child found a home with a long-lost aunt, uncle or even older sibling.

Discover more from The Stewardship Report

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Jim Luce
Jim Lucehttps://stewardshipreport.org/
Raising, Supporting & Educating Young Global Leaders through Orphans International Worldwide (www.orphansinternational.org), the J. Luce Foundation (www.lucefoundation.org), and The Stewardship Report (www.stewardshipreport.org). Jim is also founder and president of the New York Global Leaders Lions Club.

Leave a Reply

Popular Articles

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com